Bahan Aditif
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Anti oksidan
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang
bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam
bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan
Jenis
Bahan aditif makanan dapat digolongkan
menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:
Penguat rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan
sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami
diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh
penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk
membantu mempertajam rasa manis. Beberapa
jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin,sorbitol dan aspartam. Pemanis
buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun
siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.
Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat
menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi
kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi,
pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan
makanan sangat menguntungkan produsen karena
dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali
saat musim paceklik tiba. Contoh
bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium
nitrat, asam sitrat, dan
asam sorbat.
Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada
makanan. Penggunaan
pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan
berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik
ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih
stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat
warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini
ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah
satu contohnya adalahtartrazin,
yaitu pewarna makanan buatan
yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin
CI 19140. Selain
tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow
FCF(jingga), karmoisin (Merah), brilliant
blue FCF (biru).
Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan
untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan
dengan air, sehingga membentuk
kekentalan tertentu.Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat
yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam
air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak
ada pengemulsi, maka lemakakan terpisah dari
airnya. Contoh
pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan
gliserin.
Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan
kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak
dan minyak makanan
Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak,
minyak makan, margarin dan mentega.
Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau
pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab
Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan
atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan
kalium bromat
Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium
sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam
tentrat, dan natrium bikarbonat
Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan
yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium
aluminium silikat (garam meja)
Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah
melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol),
dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada
dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat
(dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino,
mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A,
dan vitamin D
Lain-lain
2.
pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, Natrium hipoklorit,
3.
pengatur keasaman, seperti aluminium amonium
sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat, asam laktat,
4.
zat gizi,
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kimia
dengan judul Bahan Aditif. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://zakianwarfarizan.blogspot.com/2014/02/bahan-aditif.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
zaki - Friday, 28 February 2014
Belum ada komentar untuk "Bahan Aditif"
Post a Comment